Sekolahku letaknya jauh di luar kota
(kira-kira 20 km dari kota tempat tinggalku), dan sehari-hari aku
pergi menggunakan bus jemputan sekolahku, dan dari sinilah kisahku bermula. Pada suatu siang saat di sekolahan aku dan teman-teman sedang istirahat di kantin sekolah dan sambil bercanda ria, dan saat itu pula ada guruku (berjilbab) sedang makan bersama kami, pada saat itu pula aku merasa sering di lirik oleh ibu itu (panggil saja Eka).
pergi menggunakan bus jemputan sekolahku, dan dari sinilah kisahku bermula. Pada suatu siang saat di sekolahan aku dan teman-teman sedang istirahat di kantin sekolah dan sambil bercanda ria, dan saat itu pula ada guruku (berjilbab) sedang makan bersama kami, pada saat itu pula aku merasa sering di lirik oleh ibu itu (panggil saja Eka).
Bu Eka
badannya langsing cenderung agak kurus, matanya besar, mulutnya sedikit
lebar dan bibirnya tipis, payudaranya kelihatan agak besar, sedangkan
pantatnya padat dan seksi, bu Eka adalah guru kelasku yang mengajar mata
pelajaran bahasa Inggris.
Dan dalam hal pelajarannya aku selalu di
puji olehnya karena nilaiku selalu mendapat 8 (maaf bukan memuji diri
sendiri!!) Saat didalam pelajaran sedang berlangsung bu Eka sering
melirik nakal ke arahku dan terkadang dia sering mengeluarkan lidahnya
sambil menjilati bibirnya, dan terkadang dia suka meletakkan jari
tangannya di selangkangannya dan sambil meraba di daerah sekitar
vaginanya. Dan terkadang saya selalu salah tingkah di buatnya (maklum
masih perjaka!!!!), dan kelakuannya hanya aku saja yang tahu. Saat
istirahat tiba aku di panggil ke kantor oleh ibu itu, dan saat itu aku
di suruh mengikutinya dari belakang.
Jarak kami terlalu dekat sehingga saat
aku berjalan terlalu cepat sampai-sampai tangan ibu Eka tersentuh
penisku (karena bu Eka kalau berjalan sering melenggangkan tangannya)
yang saat itu sedang tegang akibat tingkahnya di kelas. Namun reaksi ibu
Eka hanya tersenyum dan wajahnya sedikit memerah. Sampai saat aku
pulang menaiki bus jemputan kami. Aku dan temanku duduk paling belakang,
sedangkan bu Eka duduk di kursi deretan paling depan.
Saat semua teman-temanku sudah turun
semua (saat itu tinggal aku, bu Eka dan supirnya) bu Eka melirik nakal
ke arahku, dan tiba-tiba ia langsung pindah duduknya di sebelahku, dia
duduk paling pojok dekat dinding, dan dia menyuruhku pindah di
sebelahnya, dan aku pun menanggapi ajakannya. Saat itu dia meminjan
handphoneku, katanya dia mau beli hp yang mirip punyaku (Nokia tipe
6600) entah alasan atau apalah. Saat dia memegang hpku, tiba-tiba hpku
berbunyi, dan deringan hpku saat itu berbunyi desahan wanita saat di
kentot.
“Aaaahhhhh……. ahhhhshhhhshshh…. ooooo….
oooohhhhhh” dan seterusnya ternyata temanku yang menelepon. Tanpa basa
basi bu Eka bilang…
“Apa ngga ada yang lebih hot, ibu mau dong”. dengan nada berbisik.
Yang membuatku nafsu.
“Jangan malu-malu tunjukin aja ama ibu…”
“Apa ngga ada yang lebih hot, ibu mau dong”. dengan nada berbisik.
Yang membuatku nafsu.
“Jangan malu-malu tunjukin aja ama ibu…”
Saat itu kupasang earphone dan langsung
aku perlihatkan rekaman video porno yang ku dapat dari temanku. Tanpa
aku sadari bu Eka meraba kontolku yang saat itu sedang tegang-tegangnya,
dan dia terkejut,
“Wooow besar sekali anumu…”
“Wooow besar sekali anumu…”
Padahal aku punya ngga gede-gede amat,
panjangnya 15 cm dan diameternya 2.3 cm aja yaaa standart lahhhh. Dan
terjadilah percakapan antara aku dan bu Eka. Saat itu dia berbisik
padaku…
“Aku masih perawan looo……” diiringi dengan desahan.
Lalu jawabku
“Oh yaaa, saya juga masih perjaka bu…”
“Jadi klo gitu kita pertemukan saja antara perjaka dan perawan, pasti nikmat”.
Tanpa basa basi lagi.
“Ngga ah bu, saya ngga berani!!”
“Ayolah… (dengan nada memelas)”
“Tapi di mana bu?” tanyaku!
“Di hotel aja biar aman”
“Tapi saya ngga punya uang bu”
“Ngga apa-apa ibu yang bayarin!!!”
Lalu jawabku
“Oh yaaa, saya juga masih perjaka bu…”
“Jadi klo gitu kita pertemukan saja antara perjaka dan perawan, pasti nikmat”.
Tanpa basa basi lagi.
“Ngga ah bu, saya ngga berani!!”
“Ayolah… (dengan nada memelas)”
“Tapi di mana bu?” tanyaku!
“Di hotel aja biar aman”
“Tapi saya ngga punya uang bu”
“Ngga apa-apa ibu yang bayarin!!!”
Dan saat tiba di kamar hotel ibu itupun
langsung beraksi tanpa basa basi lagi. ia melucuti bajunya satu persatu
sambil di iringi dengan desahan yang pertama ia lepaskan adalah jilbab
yang menutupi kepalanya, lalu baju, kemudian rok panjangnya dan tibalah
saat ia melepaskan BHnya, yang kulihat saat itu adalah toket bu Eka yang
putih mulus (mungkin karena sering di tutupi kalleeee) dan putingnya
yang masih merah dan pada saat ia mau melepaskan celana dalamnya.
“Mau bantuin ngga…..” tanya bu Eka kepadaku.
Lalu hanya kujawab dengan mengangguk saja tanpa basa basi juga, aku mulai melepaskan celana dalamnya yang berwarna putih tipis yang kulihat saat itu adalah jembut tipis saja, lalu aku mulai menyandarkannya di dinding kamar sambil kujilati. Dan timbullah suara desahan yang membuat tegang kontolku.
Lalu hanya kujawab dengan mengangguk saja tanpa basa basi juga, aku mulai melepaskan celana dalamnya yang berwarna putih tipis yang kulihat saat itu adalah jembut tipis saja, lalu aku mulai menyandarkannya di dinding kamar sambil kujilati. Dan timbullah suara desahan yang membuat tegang kontolku.
“Aah… ahh….. ahhhshhh… terruusss…….
ohhh…… yeahhh……. ooohhhh……. au….. udahh dong ibu ngga tahan lagi….
ooohhhh….. yeah….. o..o… oo…. ohhhh…”
Tanpa ku sadari ada cairan yang
membasahi wajahku. Cairan putih ituku hisap dan kutumpahkan ke dalam
mulutnya, ternyata bu Eka suka.
“Mau lagi donggg……….” lalu aku kembali menghisap pepek bu Eka yang basah dan licin kuat-kuat…
“Aaahhhh…. ahhh… aarrgghh…… uh..uh… uh…uh… ouuu….. yeah….. dan di sela teriakan kerasnya muncrat lagi cairan putih kental itu dengan lajunya.
“Crroot…. crooot…..” di saat dia terbaring lemas aku menindih badan bu Eka dan selangkangannya kubuka lebar-lebar, lalu aku mencoba memasukkan kontolku ke dalam pepeknya bu Eka dan yang terjadi malah ngga bisa karena sempit. Saat kutekan kepala kontolku sudah masuk setengah dan ibu itu berteriak.
“Aaahhhh…. ahhh… aarrgghh…… uh..uh… uh…uh… ouuu….. yeah….. dan di sela teriakan kerasnya muncrat lagi cairan putih kental itu dengan lajunya.
“Crroot…. crooot…..” di saat dia terbaring lemas aku menindih badan bu Eka dan selangkangannya kubuka lebar-lebar, lalu aku mencoba memasukkan kontolku ke dalam pepeknya bu Eka dan yang terjadi malah ngga bisa karena sempit. Saat kutekan kepala kontolku sudah masuk setengah dan ibu itu berteriak.
“Ahhhh…. ahhhhhhhhh….. ahhhhh………, sakitttt.. ahhh… pelan-pelan dong…”
Seakan tak perduli kutekan lagi. Kali ini agak dalam ternyata seperti ada yang membatasi. ku tekan kuat-kuat.
“Ahhhhhh…… aaaaaa……. aaaauuuuu…… sakit…. ohh…. oh….. ooghhhhhh…” aku paksakan saja… akhirnya tembus juga.
“Aahhhhhhhhhh……….. aaaahhhhhh….. sakitttttttt…..” bu Eka berteriak keras sekali.
Sambil kudorong kontolku maju mundur pelan dan kupercepat goyanganku.
“Aaahhhhh…… auhhhhhh….. u.h…. u.u.. hh… a…. u.. u…… hhhhh.hhhh………
Seakan tak perduli kutekan lagi. Kali ini agak dalam ternyata seperti ada yang membatasi. ku tekan kuat-kuat.
“Ahhhhhh…… aaaaaa……. aaaauuuuu…… sakit…. ohh…. oh….. ooghhhhhh…” aku paksakan saja… akhirnya tembus juga.
“Aahhhhhhhhhh……….. aaaahhhhhh….. sakitttttttt…..” bu Eka berteriak keras sekali.
Sambil kudorong kontolku maju mundur pelan dan kupercepat goyanganku.
“Aaahhhhh…… auhhhhhh….. u.h…. u.u.. hh… a…. u.. u…… hhhhh.hhhh………
Dia terus menjerit kesakitan, dan
sekitar 20 kali goyanganku aku terasa seperti mau keluar. Lalu aku
arahkan kontolku ke mulutnya dan….
Croot……… crroootttt…… sekitar 5 kali
muncrat mulut bu Eka telah di penuhi oleh spermaku yang berwarna putih
kental (maklum udah 2 minggu ngga ngocok). Selang beberapa menit aku
baru menyadari kalau pepek bu Eka mengeluarkan cairan seperti darah.
Lalu ibu Eka cepat-cepat ke kamar mandi. Setalah keluar dari kamar mandi
bu Eka langsung menyepong kontolku sambil tiduran di lantai. Ternyata
walaupun perawan bu Eka pandai sekali berpose. Lalu ku pegang pinggul bu
Eka dan mengarahkan ke posisi menungging. Lalu aku arahkan kontolku ke
pepek bu Eka, lalu ku genjot lagi….
“Oohhh….. oh……. o….. h.h.h.h.hh.. h.hhhhh…… hhhhhh.. hhhhh… yeahhhhh oouu…. yesssss….. ooohhhhh… yeahhhhh…”
Saat aku sudah mulai bosan ku cabut kontolku lalu ku arah kan ke buritnya
“Sakit ngga…..” tanya bu Eka.
“Paling dikit bu…..” jawabku sambil aku mencoba memasukkan tetapi ngga bisa karena terlalu sempit.
“Ngga apa-apa kok kan masih ada pepekku mau lagi nggaaaa…..” tanya bu Eka.
Saat aku sudah mulai bosan ku cabut kontolku lalu ku arah kan ke buritnya
“Sakit ngga…..” tanya bu Eka.
“Paling dikit bu…..” jawabku sambil aku mencoba memasukkan tetapi ngga bisa karena terlalu sempit.
“Ngga apa-apa kok kan masih ada pepekku mau lagi nggaaaa…..” tanya bu Eka.
Lalu kukentot lagi pepeknya tapi
sekarang beda waktu aku memasukkan kontolku ke dalam, baru sedikit saja
sudah di telan oleh pepeknya. Ternyata pepek bu Eka mirip dengan lumpur
hidup. Aku mengarahkan kontolku lagi .
“Aahhh… ahhh… ahhh…. ahh…. oooouuuhh….. yeah… ou…. ou… ohhhhhh… dan saat sekitar 15 kali goyanganku bu Eka melepaskan kontolku.
“Aku mau keluar….”
“Aku juga bu…., kita keluarin di dalem aja buu…”
“Iya deeh” jawabnya.
Lalu kumasukkan lagi kontolku kali ini aku menusuknya kuat-kuat.
“Aaaahhhh……. ahhhh………. aaaahhhhhh. ooooouuuuuuhh…..” saat teriakan panjang itu aku menyemprotkan spermaku ke dalam pepeknya.
Crroooot…. crootttt… aku mendengar kata-katanya.
“Nikmat sekali…….”
Dan aku pun tidur sampai pagi dengan menancapkan kontolku di dalam pepeknya dengan posisi berhadapan ke samping
“Aku mau keluar….”
“Aku juga bu…., kita keluarin di dalem aja buu…”
“Iya deeh” jawabnya.
Lalu kumasukkan lagi kontolku kali ini aku menusuknya kuat-kuat.
“Aaaahhhh……. ahhhh………. aaaahhhhhh. ooooouuuuuuhh…..” saat teriakan panjang itu aku menyemprotkan spermaku ke dalam pepeknya.
Crroooot…. crootttt… aku mendengar kata-katanya.
“Nikmat sekali…….”